Hanya gara gara password Facebook, seorang bocah berusia 12 tahun dibunuh temannya sendiri. Korban yang berinisial MAR itu ditemukan tewas di lokasi wisata Sungai Kedung Cinet, Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada Rabu (21/10/2020). Mulanya MAR diduga meninggal karena kecelakaan.
Namun, setelah dilakukan pemeriksaan, terungkap bahwa MAR tewas karena dibunuh. Pelaku pembunuhan pun terungkap, tak lain adalah temannya sendiri, AHR (16). Jenazah MAR sebelumnya sudah dimakamkan pada Rabu (21/10/2020).
Setelah dua hari dikubur, makam MAR dibongkar oleh Polisi pada Jumat (23/10/2020). Pembongkaran tersebut dilakukan atas permintaan keluarga. Keluarga telah menerima hasil penyelidikan adanya dugaan korban dibunuh.
Saat kejadian, korban pergi bersama dua rekannya yakni AHR dan MA (17). Kini pelaku pun telah diringkus polisi. AHR sudah mengakui perbuatannya.
KBO Satreskrim PolresJombangIpda Mutoib menerangkan, masalah berawal ketika MAR mengubah passwordFacebookmilik AHR. Saat pertama kali ditanya oleh pelaku, MAR mengaku lupa soal password pelaku. Ketika ditanya kembali oleh pelaku, korban akhirnya mau memberitahu dengan sebuah syarat.
Pelaku mengaku dirinya diminta korban untuk membayar uang tebusan sebesar Rp 200 ribu untuk passwordFacebook. "Namun minta tebusan uang senilai Rp 200 ribu," kata Mustoib. Seusai pelaku setuju dan memberikan korban uang sebanyak Rp 200 ribu, MAR tak kunjung menepati janjinya memberikan passwordFacebookpelaku.
"Pelaku sudah memberikan uang Rp 200 ribu kepada korban," kata Mustoib. Keesokan hari setelah membayar uang tebusan, pelaku mengajak MAR ke lokasi wisataSungaiKedungCinet. Di sana pelaku mendorong korban ke sungai, dan menghalangi korban untuk kembali naik ke permukaan.
"Pelaku ini dari awal sudah ada niat untuk menghabisi korban," terang Mustoib. Saat kejadian terjadi, terdapat seorang saksi yang juga diajak ke tempat lokasi wisata, namun sang saksi berada 10 meter dari lokasi korban dan pelaku. "Korban berusaha meraih kakinya tersangka untuk menyelamatkan diri," kata Mustoib.
Namun pelaku justru malah menendang leher korban sebanyak tiga kali. "namun tersangka bukannya menolong malah menginjak leher korban sampai tiga kali, Akhirnya jatuh ke sungai akhirnya terperosok ke jurang," katanya.
Mustoib mengatakan, AHR awalnya enggan mengakui hal tersebut. Pada hari MAR tenggelam ke sungai, MAR dan AHR pergi bersama ke tempat kejadian perkara (TKP). Tak hanya mereka berdua, MA (17) yang merupakan saksi mata kasus tersebut juga ikut pergi bersama korban dan pelaku.
Saat interogasi awal, yakni ketika interogasi antara saksi dan pelaku dipisah, AHR belum mengaku bahwa ia sengaja membunuh korban. Di sisi lain, saksi yakni MA menyampaikan fakta bahwa AHR memang sengaja mendorong MAR ke sungai. "Setelah kita temukan, akhirnya dia (pelaku) tidak bisa mengelak, akhirnya mengakui semua perbuatannya," kata Mustoib.
Berdasarkan keterangan yang berhasil dikumpulkan, korban dan pelaku memiliki hubungan sebagai teman dekat. Tempat tinggal mereka berdua juga sama sama berada di RT yang sama dan saling bertetangga. Setiap harinya, korban dan pelaku juga kerap bermain game bersama.
"Setiap hari sering ketemu," ungkap Mustoib. Pelaku mengaku dirinya sakit hati karena password akunFacebookmiliknya diganti oleh korban. Rasa sakit hati pelaku semakin bertambah ketika ia sudah membayar korban uang ratusan ribu untuk mengembalikan password, namun tak juga diberi oleh korban.
"Karena sakit hati, diminta uang Rp 200 ribu sudah dikasih, namun dia masih belum ngasih juga akhirnya dia merasa sakit hati," kata Mustoib. Orangtua korban dan pelaku mengaku tak mengetahui anak mereka memiliki masalah yang berujung tragis itu. "Mereka (orangtua) tahu setelah kita kasih tahu," kata Mustoib.