Masa anak-anak adalah masa keemasan yang banyak dihabiskan dengan kegiatan yang menyenangkan. Pada masa ini, terdapat fase meniru orang atau makhluk hidup di sekitarnya. Jadi, sebaiknya orang tua berhati-hati terhadap tindakan yang diperlihatkan kepada anak-anak. Bukan tidak mungkin kalau tindakan negatif yang diikuti oleh anak dapat dapat berpengaruh terhadap sikap anak di masa dewasa. Sebagai orang yang lebih dewasa sebaiknya kita mulai mengajarkan hal-hal baik lewat tindakan sederhana. Hal ini juga termasuk bagaimana cara kita menanamkan prinsip anti korupsi sejak dini.
Mungkin terlihat memberatkan, namun nilai-nilai tersebut bisa, kok, ditanamkan dengan cara yang menyenangkan dan santai pada kegiatan sehari-hari, seperti berikut ini:
1. Saat makan bersama dengan temannya
Saat si kecil sedang makan bersama teman-teman, coba perhatikan bagaimana ia makan. Ketika ia mengambil makanan milik teman tanpa seizin pemiliknya, beritahukan dengan lembut, bahwa itu makanan itu adalah milik temannya. Jika si anak tetap menginginkannya, ajari untuk minta izin terlebih dahulu dan mengambil secukupnya ketika sudah diizinkan. Jangan sampai si kecil mengambil terlalu banyak dan mengganggu makan siang temannya. Atau kamu bisa mengajaknya untuk pulang ke rumah dan membuatkan makanan yang diinginkan oleh si kecil. Namun, tetap harus memberitahu si kecil secara perlahan bahwa sering meminta yang bukan haknya tidak baik jika dilakukan terus menerus.
2. Perhatikan ketika sedang bermain
Ketika sedang bermain bersama teman-teman, biasanya si kecil membawa mainan untuk dimainkan bersama-sama. Nah, ajarkan juga si kecil mengenali yang mana mainannya dan ada berapa banyak jumlahnya. Hal ini bisa mengajarkan anak untuk bertanggung jawab terhadap mainannya. Jika si kecil kedapatan membawa mainan milik temannya ke rumah tanpa izin, ajaklah dia untuk langsung mengembalikan mainannya dan tak lupa meminta maaf atas kejadian itu. Dengan cara sederhana ini, dapat melatih si kecil untuk tidak membawa apa pun yang bukan menjadi miliknya.
3. Bagaimana ketika anak tantrum dan ingin merebut mainan orang lain?
Setiap anak tentunya memiliki karakteristik masing-masing. Ada anak yang langsung nurut ketika dinasehati. Namun, ada juga anak yang tantrum dan bersikeras untuk mengambil mainan temannya. Di saat-saat seperti ini, tentunya membuat orang tua khawatir dan tidak enak hati terhadap anak yang direbut mainannya. Sebaiknya tidak dibiarkan terus menerus karena dikhawatirkan itu akan menjadi kebiasaan hingga dewasa. Ketika menghadapi hal seperti ini, jangan langsung membentaknya, merebut secara paksa, apalagi sampai melibatkan kekerasan fisik. Ingat, bukannya menyelesaikan masalah dengan baik, itu malah akan memberikan trauma tersendiri.
Pertama-tama, bicarakan dari hati ke hati dengan si kecil. Tanyakan kenapa ia melakukan hal seperti itu dan dengarkan dari sudut pandangnya. Jangan lupa juga untuk menjelaskan konsekuensi secara logis. Misalnya, begini. Jika kamu masih memaksa dan merebut mainan temanmu, temanmu akan menjadi tidak nyaman dan bisa memilih untuk pulang. Hindari ancaman yang membuat anak takut seperti ancaman pemukulan atau kekerasan lainnya. Kemudian alihkan perhatiannya dengan mainan lainnya sehingga ia bisa melupakan mainan milik temannya yang ingin direbut.
4. Berikan apresiasi untuk hal-hal yang baik
Hargai kelakuan baik yang dilakukan anak-anak. Memberikan apresiasi berupa pujian verbal atau memberikan hadiah dapat membuat anak merasa dihargai atas kelakuan baiknya. Memberikan apresiasi yang sesuai, juga turut dapat mendukung perkembangan sikap dan kepribadiannya. Jadi anak akan lebih cenderung semangat untuk selalu berbuat baik dibanding melakukan hal buruk, seperti merebut mainan orang lain atau memaksakan kehendak yang bukan menjadi haknya.
Nah, untuk membantu menanamkan nilai tersebut dengan lebih menyenangkan, Anda bisa mengunjungi situs Pusat Edukasi Antikorupsi, ACLC KPK, dan menonton serial Kumbi, yang memang ditujukan untuk untuk edukasi dini antikorupsi bagi ana-anak. Semoga membantu!